Banyak cara yang dilakukan generasi muda untuk menyambut tahun baru, diantaranya keliling kota, menyalakan kembang api atau petasan. Bahkan ada pula yang merayakannya dengan kegiatan negatif seperti pergaulan bebas, minum-minuman keras, pesta sabu atau narkoba.

Menanggapi hal ini Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menggelar pengajian akhir tahun yang serempak di gelar di seluruh Indonesia. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan LDII untuk menangkal efek negatif perayaan akhir tahun.

Seperti yang dilakukan Pimpinan Anak Cabang (PAC) LDII Medokan Semampir, Surabaya, mengisi malam akhir tahun dengan menggelar pengajian yang diikuti mulai dari usia SD hingga orang tua, Kamis (31/12).

Acara ini dimulai shalat maghrib berjamaah di Masjid Luhur Al Ikhlas kemudian dilanjutkan pemantapan agama tentang akhir zaman yang disampaikan oleh H. Imam Pujiarto, S. Sos., M.Si.

Imam mengajak peserta pengajian agar mengingat tentang pergantian tahun. “Seperti yang tertuang di hadits Shahih Bukhori, tidak datang suatu zaman kecuali zaman tersebut lebih jelek dari zaman sebelumnya (HR. Bukhari). Hal ini menandakan akan terjadinya kemerosotan moral di akhir zaman,” papar Imam.

Imam menambahkan, umat muslim semakin banyak namun kefahaman dan akhlak berkurang, ibarat buih lautan yang menjadi hiasan di permukaan laut namun keropos di dalamnya. Orang lebih mencintai kesenangan dunianya dan takut mati.

Selain pengajian, acara akhir tahun tersebut menampilkan hiburan kreasi generasi muda. Antara lain menampilkan adik-adik halaqoh Alquran, pencak silat Persinas ASAD hingga drama komedi yang digelar di gedung serba guna.

Dalam kesempatan yang sama Takmir Masjid Luhur Al Ikhlas, Ir. H. Musdiq Ali Suhudi, MT., mengatakan, kegiatan ini adalah hasil kreasi bapak-bapak muda dan generasi muda. “Selama ini generasi muda di majelis taklim kurang dihargai, sedangkan di luar, di kampusnya, mereka dihargai sehingga mereka lebih memilih eksis dan berkarya di luar majelis taklim. Oleh karena itu kita perlu hargai karya generasi muda, kita ajak mereka membuat karya atau kegiatan dengan tetap dalam koridor agama,” ungkap Musdiq.

Generasi muda mulai dilatih dalam berorganisasi, membuat suatu kegiatan mulai dari membuat proposal hingga membuat materi kegiatan. Dengan memberikan kepercayaan tersebut generasi muda terpancar semangat dan kerja keras untuk menunjukkan hasil karya mereka, sebut saja ketika membuat proposal, panitia susah payah menyusun proposal yang mengalami tiga kali revisi sebelum akhirnya di setujui.

Bazar muda-mudi PC LDII Semampir
Bazar muda-mudi PAC LDII Medokan Semampir

“Generasi muda diajarkan bagaimana mengelola itu semua. Event ini kita manfaatkan untuk mendidik generasi muda kita, bagaimana mengelola sebuah kegiatan didalam majelis taklim. Tidak hanya itu untuk masalah keuangan harus mandiri tidak ada yang namanya dana dari donatur,” imbuhnya.

Menggelar pengajian akhir tahun ini generasi muda dituntut mandiri dalam hal pendanaanya, sehingga mereka menggunakan cara mengadakan lelang barang yang masih layak dipakai dan bazar untuk pemasukan anggaran dana.

“Acara pengajian didesain sampai lewat pukul 00.00. Justru acara yang paling kritis antara pukul 23.30 hingga 00.00 semuanya itu untuk menangkal generasi muda dari euforia perayaan malam akhir tahun,” tutur Musdiq. (Sofyan Gani)

Sumber : ldiijatim.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here