Berlahan Tapi Pasti Semua Orang akan Mengenal LDII

mui-jakarta-pusat-ldii

Jumat  (17/5/2013) Ketum (Ketua Umum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Pusat, Drs. KH. Yusuf Aman, MA. di dampingi H. Suyatno, Spd. (ketua DPD LDII Kota Jakarta Pusat), H. Erwin Hadisurya (wakil sekretaris DPW LDII Provinsi DKI Jakarta) tiba di kantor DPW Lembaga Dakwa Islam Indonesia (LDII) Provinsi Jawa Timur. Kedatangan rombongan disambut langsung oleh Ir. H. Chriswanto Santoso, MSc bersama jajarannya.

Perjalanan Jakarta–Surabaya tampaknya cukup melelahkan sehingga rombongan istirahat sejenak sembari berta’aruf dengan pengurus DPW LDII Provinsi Jawa Timur. Dalam Agendanya Ketum MUI kota Jakarta Pusat di Surabaya akan mengunjungi  pondok pesantren (Ponpes) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yakni di Ponpes Walibarokah Kediri dan Ponpes Gading Mangu Jombang.

Setelah berta’aruf, Ketum MUI Jakarta Pusat didampingi Pengurus DPW LDII Provinsi Jawa Timur H. Ali Zuhdi, SH melanjutkan perjalanan ke Ponpes Wali Barokah, Kediri.

Di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri kesan yang muncul dari beliau, bahwa LDII ternyata mengedepankan “lisan al haal afshohu min lisaan al maqoolbahasa dengan perbuatan lebih ditonjolkan daripada bahasa dengan lisan sehingga menjadi nilai sentuh.

Ketum MUI Jakarta Pusat, Drs. KH. Yusuf Aman, MA.
Ketum MUI Jakarta Pusat, Drs. KH. Yusuf Aman, MA.

“saya melihat justru ini aset LDII dan modelnya juga harus ditiru oleh ormas-ormas lain dalam arti memelihara, kebersihannya, kemegahannya, familier  pengurusnya itu hal-hal yang mempunyai nilai sentuh terhadap masyarakat,” kata putra Betawi, KH. Yusuf Aman.

“Sekarang tinggal bagaimana teman-teman LDII lebih ta’arufan, bersosialisasi, mengenalkan kegiatan-kegiatan LDII bisa lebih mengurus dari faktor eksternalnya dan umum dan ditempat terbuka. Berlahan tapi pasti semua orang akan mengenal LDII.  sehingga betul-betul guyup seperti disini (Ponpes Wali Barokah),” pesannya.

Didalam kunjungannya, KH. Yusuf Aman mengapresiasi program LDII yang mengedepankan 3K yakni karya, kontribusi, dan komunikasi. Bahasa perbuatan lebih ditonjolkan daripada  bahasa lisan ini sudah di munculkan oleh LDII.

“Yang jelas saya bangga, bukan datang ke rumah orang lain tapi di rumah sendiri tidak merasa canggung, tidak merasa orang asing, tapi kita mencari untuk islah,” kesannya.

“Kebersihan yang saya salut, di kamar mandi airnya mengalir, anak-anak menata sepatu dan sandal, kalau tidak dikelola dan di manage dengan baik ketika orang mencari sandalnya  menghambat juga. Ini kan baik menata sandal dengan rapi kalau semua masjid seperti itu kan bagus. Saya terasa nyaman di tempat ini (Ponpes Wali Barokah dan Ponpes Gading Mangu),” kata KH. Yusuf Aman.

mui-ldii

Runtutan kegiatan kunjungan di akhiri sesi foto bersama Ketua Umum MUI kota Jakarta Pusat dengan pengurus DPW LDII Provinsi Jawa Timur sebelum meninggalkan kota Surabaya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here